Selasa, 08 Maret 2011

Asuhan Keperawatan Depresi

Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan
Alam perasaan merujuk pada perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang . Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan penyerapan emosi seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan perasaan dan emosi. Emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individu. Terdapat dua pola gejala dasar pada gangguan mood yaitu depresi dan mania.
Jika memandang ekspresi emosi dalam suatu rentang sehat sakit, maka akan timbul beberapa parameter yang relevan:
1. Respon emosional termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan eksternal seseorang. Tersirat bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya sendiri.
2. Reaksi berduka tak terkomplikasi terjadi sebagai respon terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta terbenam dalam proses berduka
3. Supresi emosi mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri, pelepasan dari keterikatan dengan emosi, atau penalaran terhadap semua aspek dari dunia afektif seseorang.
4. Penundaan reaksi berkabung adalah ketidakadaan yang persisten respon emosional terhadap kehilangan. Ini dapat terjadi pada awal proses berkabung, dan menjadi nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Pendundaan dan penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun
5. Depresi, atau malankolia, suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan. Dapat digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena--- tanda , gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, penyakit atau klinik
6. Mania ditandai dengan elevasi alam perasaan, berkepanjangan atau mudah tersinggung.
Rentang Respon emosional




Respom Adaptif Respon Maladaptif




Kepekaan Reaksi berduka supresi Penundaan Depresi/
Emosional Takterkomplikasi emosi reaksi berduka mania
Diperkirakan 2/3 pasien terdepresi merenungkan bunuh diri, 10-15 % melakukan bunuh diri. Tetapi pasien terdepresi kadang-kadang tampak tidak menyadari depresinya dan tidak mengeluh suatu gangguan mood, walaupun mereka menunjukan penarikan diri dari keluarga, teman, dan aktifitas sebelumnya menarik diri mereka.
97 % mengeluh penurunan energi yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan tugas, sekolah dan pekerjaan dan penurunan motifasi. 80 % mengeluh susah tidur, khususnya terbanguna pada dini hari (insomia terminal) dan sering terbangun pada malam hari .
Pada kenyataannya kecemasan merupakan gejala yang sering pada depresi (90 % ). Kecemasan termasuk serangan panik, penyalahgunaan alcohol, dan keluhan somatic (konstipasi, dan nyeri kepala) sering kali mempersulit pengobatan depresi. Gejala kognetif adalah laporan subyektif yang berupa ketidak mampuan berkosentrasi (84 %), dan gangguan dalam berfikir (67 %)
B. Faktor Predisposisi
Beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan yang parah. Teori ini menunjukan tentang factor-faktor penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau dalam kombinasi:
1. Faktor Genetik mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui garis keturunan. Frekwensi gangguan alam perasaan meningkat pada kembar monizigot di dizigot
2. Teori agresi berbalik pada diri sendiri mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Frued mengatakan bahwa kehilangan obyek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat terbalik menjadi perasaan yang menyalahkan diri sendiri
3. Teori kehilangan, Berhubungan dengan factor perkembangan , misalanya kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
4. Teori kepribadian, mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan seseorang mengalami depresi atau mania.
5. Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh penilaian negative seseorang terhadap diri sendiri lingkungan dan masa depan.
6. Model belajar ketidakberdayaan mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan kendali diri, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah . Kemudian individu timbul keyakinan akan ketidak mampuannya mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangan respon yang adaptif
7. Model perilaku mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya pujian (reinforcement) positif selama berinteraksi dengan lingkungan.
8. Model biologic mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi perubahan kimiawi yaitu defesiensi katekolamin , tidak berfungsinya indokrin dan hipersekresi kortisol
C. Faktor presipetasi
Stres yang dapat menimbulkan gangguan alam perasaan meliputi factor, biologis, psikologis, sosiala budaya.
Faktor biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi,neoplasma , dan ketidakseimbangan metabolisme.
Faktor psikologis meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta seseorang, dan kehilangan harga diri.
Faktor sosial budaya kehilangan peran, perceraiam, kehilangan pekerjaan.
D. Perilaku dan mekanisme koping
Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi
Depresi yaitu perasaan berduka yang belum terselesaikan , mekanisme koping yang digunakan adalah represi, supresi, denael dan disosiasi. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan dari kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.
E. Perilaku yang berhubungan dengan depresi
Afektif : Sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan, marah, persaan ditolak, perasaan bersalah, merasa tak berdaya, putus asa , merasa sendirian, rendah diri, merasa tidak berharga.
Kognitif : Abivalensi, bingung, ragu-ragu, tidak mampu kosentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa tidak menentu, pesimis,
Fisik : Sakit perut anoreksia, mual, muntah, gangguan pencernaan, konstipasi, lemah, lesu, nyeri kepala, pusing, insomnia, nyeri dada, over acting, perubahan berat badan, gangguan selera makan, , gangguan menstruasi, impoten, tidak berrespon terhadap seksual.
Tingkah laku : Agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat aktifitas, kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi sosial, iritebel (mudah marah, nangis, tersinggung), berkesan menyedihkan, kurang sopan, gangguan kebersihan.
Kriteria episode Depresi Berat
a. Lima atau lebih gejala berikut telah ditemukan selama periode dua minggu yang sama dan mewakili perubahan dari fungsi sebelumnya ; sekurangnya satu dari gejala yaitu mood terdepresi atau hilangnya minat atau kesenangan.
1. Mood terdepresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang ditunjukan oleh laporan subyektif (misalnya merasa sedih atau kosong) atau pengamatan yang dilakukan orang lain (tampak sedih). Catatan pada anak-anak dan remaja dapat berupa mood yang mudah tersinggung.
2. Hilangnya minat atau kesenangan secara jelas dalam semua, atau hampir semua, aktifitas sepanjang hari, hamper setiap hari (seperti yang ditunjukan keterangan subyektif atau pengamatan yang dilakukan oleh orang lain).
3. Penurunan berat makan yang bermakna jika tidak melakukan diet atau penambahan berat badan (misalnya perubahan berat badan lebih dari 5 % dalam satu bulan), atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari. Catatan pada anak-anak, pertimbangan kegagalan untuk mencapai pertambahan berat badan yang diharapkan.
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.
5. Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat dilihat oleh orang lain, tidak semata-mata perasaan subyektif adanya kegelisahan atau menjadi lamban).
6. Kelelahan atau hilangnya energi hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat (mungkin bersifat waham) hampir setiap hari (tidak semata-mata mecela diri sendiri atau menyalahkan karena sakit)
8. Hilangnya kemampuan untuk berfikir atau memusatkan perhatian , atau tidak dapat mengambil keputusan , hampir setiap hari (baik oleh keterangan subyektif atau seperti yang dilihat oleh orang lain).
9. Pikiran akan kematian yang rekuren (bukan hanya takut mati), ide bunuh diri yang rekuren tanpa rencana spesifik,atau usaha bunuh diri atau rencana khsus untuk melakukan bunuh diri.
b.. Gejala tidak memenuhi criteria untuk episode campuran
c. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam funsgi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
d. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat yang disalahgunakan , suatu medikasi)atau suatu kondisi medis umum (hipoterodisme)
e. Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh duka cita , yaitu setelah kehilangan orang yang dicintai , gejala menetap lebih dari 2 bulan atau ditandai oleh gangguan fungsional yang jelas , berokupasi morbid dengan rasa tidak berharga, ide bunuh diri, gejala psikotik, atau retardasi psikomotor.
Kriteria untuk penentu Keparahan Episode Depresi Berat Sekarang (atau paling akhir)
1. Ringan : jika ada gejala yang melebihi dari yang diperlukan untuk membuat diagnosis dan gejala menyebabkan hanya gangguan ringan dalam fungsi pekerjaan atau dalam aktifitas sosial yang biasanya hubungan dengan orang lain
2. Sedang : Gejala atau gangguan fungsional berada di antara ringan dan parah
3. Parah tanpa ciri psikotik : beberapa gejala adalah melebihi yang diperlukan untuk membuat diagnosis, dan gejala dengan jelas menggunggu fungsi pekerjaan atau aktifitas sosisal yang biasanya atau hubungan dengan orang lain.
Dengan ciri psikotik : waham atau halusinasi, jika mungkin , sejalan dengan mood atau tidak sejalan dengan mood
Ciri psikotik sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isi keseluruhannya adalah konsisten dengan tema depresif tipikal tentang ketidakberdayaan pribadi, rasa bersalah, penyakit, kematian, nihilisme, atau hukuman yang layak diterima.
Ciri psikotik yang tidak sejalan dengan mood : waham atau halusinasi yang isinya tidak memiliki tema depresif tipikal tentang ketidakberdaayn pribadi, rasa bersalah, penyakit , nihilisme, atau hukuman yang layak diterima. (tidak secara langsung berhubungan dengan tema depresif, sisip pikir , siar pikir, dan waham yang dikendalikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar